BPBD Bali | Nusa Dua, 9 Maret 2025 – Japanese Red Cross College of Nursing (JRCCN) menggelar Workshop Pengembangan Program Pencegahan Bencana bagi siswa sekolah dasar di Bali. Acara yang berlangsung di Ayodya Resort Nusa Dua ini dihadiri oleh perwakilan dari BPBD Provinsi Bali, PMI, akademisi, serta Santosa Intercultural School. Dalam kesempatan ini, Ai Ogata dari JRCCN menyampaikan fokus pembahasan meliputi penguatan fasilitas sekolah, penyediaan peralatan pertolongan pertama, serta pelatihan bagi tenaga pendidik dan siswa. Selain itu, kerja sama antara banjar, sekolah, BPBD, puskesmas, dan PMI disebut sebagai faktor kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dari risiko bencana.
Kepala UPTD Pengendalian Bencana Daerah BPBD Bali, I Wayan Suryawan, menekankan pentingnya pemahaman bencana berbasis kawasan. Ia mencontohkan tragedi SD Okawa di Jepang, di mana banyak siswa kehilangan nyawa akibat tsunami karena minimnya kesiapsiagaan. Sebaliknya, 'Keajaiban Kamaishi' menunjukkan bahwa edukasi kebencanaan yang sistematis mampu menyelamatkan ratusan siswa dalam situasi serupa. Suryawan juga menegaskan bahwa workshop ini sangat relevan dengan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang telah dijalankan di Bali. Program SPAB berfokus pada penguatan kapasitas sekolah dalam menghadapi bencana dengan membangun budaya kesiapsiagaan di lingkungan sekolah.
Pimpinan penelitian dari JRCCN, Ai Ogata, menambahkan bahwa kesadaran akan langkah penyelamatan diri berperan penting dalam menentukan keselamatan seseorang saat bencana. Untuk mendukung penelitian lebih lanjut, Santosa Intercultural School akan dijadikan pilot proyek program pencegahan bencana di sekolah dasar. Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat sistem mitigasi bencana di sekolah dan membangun generasi yang lebih tanggap terhadap risiko bencana.









