Berita

UPAYA KESIAPAN MENYONGSONG G20 MELALUI MITIGASI GUNUNG API

Presidensi G20 Indonesia yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali turut didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Hal ini disampaikan oleh Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, beliau mengatakan “BNPB siap mendukung dan menyukseskan G20 pada 15 hingga 16 November mendatang”, yang berlokasi di Nusa Dua, Badung, Provinsi Bali.


Untuk mendukung jalannya kegiatan G20, BNPB telah mengantisipasi bencana alam salah satunya Gunung Berapi. Di Bali terdapat 2 gunung yang masih aktif dari  total 23 gunung yang ada di Bali. 2 diantara itu adalah Gunung Batur dan Gunung Agung, gunung-gunung tersebut dapat dikatakan aktif karena terjadinya erupsi. Erupsi adalah peristiwa dimana keluarnya magma dari permukaan bumi bisa dalam bentuk berbeda beda untuk setiap gunung api, erupsi gunung berapi merupakan kejadian yang dapat membahayakan diantaranya:


• Awan panas : merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan yang terdorong ke bawah akibat densitas tinggi yang suhunya dapat mencapai 300 sampai 700 derajat celcius yang kecepatannya dapat mencapai lebih dari 70 km/jam.


• Lontaran material menyala : yang merupakan lontaran bola api menyala yang terjadi ketika letusan magmatic berlangsung. yang suhunya dapat mencapai 200 derajat celcius dengan diameter lebih dari 10 cm yang memiliki daya lontar ratusan kilometer. yang biasa disebut sebagai bom vulkanik


• Hujan abu lebat : terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Hujan abu merupakan Material berukuran halus ( abu dan pasir halus ) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu yang arahnya tergantung dari arah angin.


• Lava : merupakan magma berwujud cair yang mencapai permukaan. yang suhunya dapat mencapai  antara 700 sampai 1200 derajat celcius. Lava mengalir mengikuti lereng dan akan membatu bila telah dingin.


• Gas racun : tidak selalu muncul ketika letusan gunung api, sebab gas ini dapat keluar melalui retakan retakan yang ada pada gunung berapi. Gas utama yang biasanya keluar adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO.


• Tsunami : biasanya hanya terjadi pada gunung berapi yang ada di pulau atau bawah laut. Yang dimana saat terjadi letusan, material-material akan memberikan energy yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai. Contoh kasusnya adalah letusan Gunung Krakatau di tahun 1883.


Erupsi gunung berapi sendiri terbagi menjadi 2 diantaranya: 


- Erupsi efusif yaitu lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan suatu ledakan. 

- Erupsi eksplosif yaitu magma keluar dari gunung api dalam bentuk letusan. 


Jadi bagaimana mengurangi resiko bencana jika terjadi Erupsi Gunung Berapi?


Menurut UU No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, menyebutkan bahwa mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.


Ada beberapa fase dalam penanganan bencana erupsi pada fase Pra-kejadian peranannya dapat meliputi :

langkah-langkah penilaian risiko bencana, 

pemetaan daerah kawasan rawan bencana, 

pembuatan peta risiko dan membuat simulasi skenario bencana


Tindakan lain yang perlu dilakukan adalah pemantauan gunung api dan menyusun rencana keadaan darurat. 


Pada saat fase kritis maka sudah harus dilakukan diantaranya : 

tindakan operasional berupa pemberian peringatan dini, 

meningkatkan komunikasi dan prosedur pemberian informasi, 

menyusun rencana tanggap darurat yang berupa penerapan dari tindakan rencana keadaan darurat dan sesegera mungkin mendefinisikan perkiraan akhir dari fase kritis. 



#SalamTangguh

#SiapUntukSelamat