Berita

Perkembangan Terkini Aktivitas Gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat

PERKEMBANGAN TERKINI AKTIVITAS GEMPA DI LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

Lebih dari sebulan terakhir, wilayah Lombok terjadi aktivitas gempa yang sangat banyak. Hasil monitoring BMKG sejak 29 Juli 2018 hingga 8 September 2018 menunjukkan bahwa total aktivitas gempa Lombok yang dapat dianalisis dan ditentukan parameternya mencapai sebanyak 2.036 kejadian gempa.

Aktivitas gempa dirasakan di Lombok cukup banyak. Sejak 29 Juli 2018 hingga saat ini sudah terjadi sebanyak 120 aktivitas gempa yang guncangannya dapat dirasakan oleh masyarakat. Sementara itu, aktivitas gempa yang tidak dirasakan tetapi hanya tercatat oleh jaringan sensor gempa BMKG mencapai sebanyak 1.916 kejadian gempa.

Wilayah Lombok mengalami beberapa kali rentetan aktivitas gempa kuat dan merusak. Ada sebanyak 5 (lima) kali gempa kuat yang terjadi di Lombok, yaitu: (1) M=6,4  pada 29 Juli 2018, (2) M=7,0 pada 5 Agustus 2018, (3) M=5,9 pada 9 Agustus 2018, (4) M=6,3 pada 19 Agustus 2018, dan (5) M=6,9 pada 19 Agustus 2018.

Hingga saat ini, aktivitas gempa susulan di Lombok masih berlangsung. Namun demikian baik frekuensi kejadian dan kekuatan/magnitudo gempa susulan yang terjadi sudah mengalami penurun fluktuatif yang cukup signifikan. Sejak terjadi gempa kuat terakhir berkekuatan M=6,9 pada 19 Agustus 2018 hingga hari ini Minggu 9 September 2018 sudah terjadi gempa susulan sebanyak 532 kali.

Kecenderungan (tren) distribusi frekuensi gempa susulan yang guncangannya dirasakan menunjukkan pola yang menurun fluktuatif. Frekuensi gempa dirasakan paling banyak terakhir terjadi pada 19 Agustus 2018 yaitu sebanyak 11 kali kejadian. Mulai 20 Agustus 2018 hingga 3 September 2018 frekuensi gempa dirasakan mengalami penurunan dengan fluktuasi 1 hingga 4 kali kejadian. Selanjutnya sejak 3 September 2018 (7 hari terakhir) mengalami penurunan fluktuasi 1 hingga 2 kali kejadian. Berdasarkan data frekuensi gempa susulan ini tampak telah terjadi penurunan aktivitas gempa susulan yang cukup signifikan.

Kecenderungan (tren) kekuatan/magnitudo gempa susulan juga menunjukkan pola yang menurun fluktuatif. Sejak 20 Agustus hingga 2 September 2018 magnitudo gempa susulan mengalami fluktuasi penurunan M=3,4 hingga M=5,5. Selanjutnya mulai 3 September 2018 (7 hari terakhir) magnitudo gempa susulan terus mengalami penurunan fluktuasi antara M=3,1 hingga M=5,0. Berdasarkan data magnitudo gempa susulan ini tampak telah terjadi penurunan kekuatan/magnitudo yang cukup signifikan.

Sesuai tugas pokok dan fungsinya, BMKG akan terus melakukan monitoring aktivitas gempa susulan di Lombok maupun aktivitas gempa lain di seluruh wilayah Indonesia. Setelah gelombang gempa (seismogram) diproses oleh petugas dan ditentukan parameternya. Selanjutnya informasi gempa tersebut disebarluaskan kepada stake holder dan masyarakat.

Demikian perkembangan terkini aktivitas gempa di Lombok untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 9 September 2018
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
RAHMAT TRIYONO, ST., Dipl. Seis., M.Sc
http://www.bmkg.go.id