Bali sebagai destinasi pariwisata, memiliki tantangan atas kualitas lingkungan. Degradasi lingkungan sebagai efek pembangunan mempengaruhi peningkatan potensi bencana khususnya bencana hidrometeorologi.
Mencermati fenomena tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan BPBD Provinsi Bali bersama menjaga alam melalui bilateral meeting di Bappeda Provinsi Bali pada tanggal 12 Desember 2020. Penanganan kebencanaan dari hulu ke hilir dengan penguatan desa adat dan masyarakat dengan fokus pra bencana dalam pembangunan
Fokus pembahasan permasalahan per urusan, isu strategis dan arah kebijakan pembangunan daerah serta evaluasi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan beserta usulan target dan pendanaan. "Sinergi adalah kunci untuk menjaga alam. Dimulai dari antar instansi pemerintah dan dapat dikembangkan lebih lanjut" ujar Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin.
Penguatan teknologi dengan berbasis kebencanaan merupakan bagian dari Bali Smart Island. "Berbagai aplikasi berbasis kebencanaan akan dibangun di Bali ditambah pula diharapkan penguatan pengawasan dilapangan terkait potensi perubahan tata ruang yang berimbas pada bencana ," disampaikan oleh Gede Sudiarta salah satu kelompok ahli pembangunan. Pembangunan berbasis kebencanaan dibangun dengan mengkolaborasikan potensi masyarakat dengan memanfaatkan teknologi diharapkan mampu mendukung visi misi nangun sat kerthi loka Bali.
Gede Adhi
Kasie Pengendalian Operasi