Berada di jalur lingkaran cincin api atau ring of fire membuat Pulau Bali rawan gempa bumi dan tsunami.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali memetakan setidaknya ada 20 lebih titik pantai rawan diterjang tsunami.
Sayangnya, belum ada tanda-tanda penambahan Tsunami Early Warning System (TEWS) atau sirine peringatan dini tsunami.
Hingga saat ini Bali baru memiliki sembilan TEWS. Lima terpasang di Kabupaten Badung, yakni di Nusa Dua, Seminyak, Kuta, Kedonganan, kawasan BTDC, dan Tanjung Benoa.
Empat lainnya ada di Denpasar yaitu di Pantai Serangan dan Sanur, di Tabanan ada di Pantai Tanah Lot, terakhir ada di Utara di Pantai Seririt, Buleleng.
Padahal, menurut Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin kebutuhan TEWS tersebut sangat urgent.
Rentin mengaku BPBD Bali sudah mengajukan permohonan bantuan sepuluh sirine ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Namun, permohonan bantuan tersebut tidak bisa dikabulkan dalam waktu dekat. “Kami mendapat penjelasan bahwa 2019 BNPB belum bisa menganggarkan. Kemungkinan diajukan anggaran 2020 atau 2021,” ujar Rentin.
Lebih lanjut dijelaskan, harga satu unit TEWS berkisar Rp.1,3 Miliar. Rencananya tambahan sepuluh TEWS itu lima unit dipasang di Bali Barat, mulai dari Pantai candi Kusuma, Pantai Yeh Embang (Jembrana), Pantai Surabrata (Tabanan), Pantai Yeh Gangga (Tabanan) dan Pantai Petitenget (Badung). Sedangkan lima unit lagi di pasang di Bali Timur, mulai dari Pantai Lebih (Gianyar), Pantai Kusamba (Klungkung), Pantai Padangbai (Karangasem), dan Pantai Jati (karangasem).
Belum adanya kepastian dari Pemerintah Pusat membuat BPBD Bali harus menyiapkan sejumlah strategi untuk mendapatkan tambahan TEWS. Titik yang paling mendesak dipasang TEWS adalah Pantai di sisi timur Buleleng. Sebab, berdasarkan kajian BMKG, sisi timur Buleleng atau punggung Pulau Bali berada langsung di jalur ring of fire. Skema pertama yaitu mengajukan permohonan kepada Pemprov Bali melalui anggaran APBD Induk 2020. BPBD Bali harus menyiapkan kajian seberapa penting kebutuhan sirine Tsunami. Hasil kajian BPBD Bali dengan BMKG ada sepuluh titik ang sangat urgent dipasang TEWS.
Sepuluh TEWS itu akan dimohonkan ke Gubernur. Ditambah dengan titik strategis di utara Buleleng hingga ke Kabupaten Karangasem. Kepala BPBD Bali sangat berharap TEWS bisa direalisasikan melalui APBD Pemprov Bali 2020. Jika tidak, strategi kedua yaitu berkolaboasi dengan pemerintah Kab/Kota, berapa kemampuan anggaran yang dimiliki. Ibarat gayung bersambut, BPBD Kabupaten/Kota seperti Klungkung sudah memberikan lampu hijau. Gagasan serupa juga sudah dilempar ke Pemkab Badung, termasuk Buleleng. Harapannya pemerintah Kab/Kota bisa menganggarkan TEWS di beberapa titik rawan.
Strategi terakhir yaitu merangkul perkumpulan Hotel dan Restaurant (PHRI) Bali. Pengusaha mesti peduli dengan TEWS. Ini karena berbicara urusan bencana tidak hanya urusan pemerintah saja. melainkan urusan semua orang, termasuk dunia usaha juga harus peduli dengan urusan prabencana.