Rilis Informasi Publik

INFORMASI BENCANA BULANAN PROVINSI BALI PERIODE 25 FEBRUARI- 25 MARET 2023



Bali Masuk Musim Pancaroba

 

Salam tangguh!

 

Berdasarkan data Prakiraan Peluang Curah Hujan Dasarian II Maret 2023 dari BMKG, Provinsi Bali berpotensi hujan disertai angin kencang, meski intensitasnya berkurang. Oleh karenanya masyarakat dihimbau tetap waspada terhadap adanya ancaman seperti genangan di ruas jalan, pohon tumbang, tanah longsor.

Menuju Bulan April 2023, data BMKG menujukkan Bali memasuki musim pancaroba. Yaitu, musim transisi dari makin berkurangnya curah hujan ke cuaca panas atau musim kemarau.

Data BMKG menunjukkan Prakiraan “Puncak” Musim Kemarau 2023 di hampir seluruh wilayah Bali, diprakirakan berkisar pada bulan Juni - Juli 2023.

Selanjutnya data kebencanaan dari BPBD Kab/Kota dari periode 25 Februari 2023 sampai dengan 25 Maret 2023 terjadi 109 kejadian bencana yang di dominasi kejadian tanah longsor sebanyak 24 kejadian, kebakaran gedung 15 kejadian, cuaca ekstrem 13 kejadian, banjir 8 kejadian, kebakaran lahan/hutan 1 kejadian, abrasi 1 kejadian serta kejadian lainnya 47 kejadian. Berdasarkan lokasi kejadian 35 kejadian bencana terjadi di Kabupaten Buleleng, selanjutnya 23 kejadian di Kabupaten Badung, 14 kejadian di Kabupaten Karangasem, 11 kejadian di Kabupaten Tabanan, 10 kejadian di Kabupaten Jembrana, 8 kejadian di Kabupaten Gianyar, 3 kejadian di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Klungkung, serta 2 kejadian di Kota Denpasar. Berdasarkan data di atas terjadi penurunan jumlah kejadian bencana dari 245 kejadian bencana pada bulan Februari 2023 menjadi 109 kejadian pada bulan Maret 2023.

Masuk pada musim kemarau, belajar dari tahun yang lalu, menurut data dari PUSDALOPS, menunjukkan bahwa pada tahun 2022, di beberapa wilayah yang berdampak pada pertanian. Dengan kejadian ini menunjukkan bahwa kekeringan adalah bencana yang sering terjadi di Provinsi Bali dan dapat berdampak besar pada sektor pertanian dan ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, BPBD Bali mengingatkan agar masyarakat mulai mengantisipasi dan selalu siapsiaga dalam menghadapi musim kemarau agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Kami mengimbau di antaranya untuk tetap melakukan upaya-upaya mitigasi seperti penyediaan sumber air alternatif, pembuatan embung, dan para petani diharapkan menanam jenis tanaman atau varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Selain itu, penting pula untuk menghemat penggunaan air di rumah dan meminimalisir pemborosan air, tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari pembuangan sampah sembarangan, serta menggunakan teknologi tepat guna seperti irigasi tetes dan penggunaan pompa air energi surya untuk menghemat penggunaan air dan memperbaiki produktivitas pertanian. Dan di musim kemarau juga diharapkan agar selalu waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan.

BPBD Provinsi Bali telah melakukan berbagai upaya dan strategi mitigasi guna menghadapi potensi kekeringan di wilayah Bali. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya air yang ada, dengan implementasi berupa mesin/sistem panen air hujan serta membuat lubang biopori di beberapa titik

BPBD bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bali berserta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan sumber daya air.  Kami fokus pada penguatan sistem pengairan dan infrastruktur air, serta mendorong adopsi teknologi yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan air.

Untuk dukungan BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kab/Kota se-Bali, kami tetap siap siaga dengan

sarana dan prasarana sebagai berikut :

· Tim Reaksi Cepat (TRC) serta tim Pusdalops/Rupusdalop yang bertugas 24/7.

· WRS Newgen; Sirine peringatan dini Tsunami; Gunung Api; Tanah Longsor; CCTV; Radio

· Komukasi; kendaraan PB; Pompa Banjir; Alat Urban SAR; perahu karet; Chainsaw; Genset;

· alat penerangan; tenda dan kelengkapannya.

· Pelayanan ambulans (BPBD Provinsi, BPBD kota Denpasar, BPBD kab. Jembrana).

 

Kami juga mengingatkan agar tidak lupa melakukan simulasi kebencanaan rutin tiap tanggal 26 setiap bulannya, di tempat tinggal, di kantor serta di mana pun Anda berada.

 

Tangguh, Tangguh, Tangguh.

Kita semua siap untuk selamat.

Mulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.


Peta Risiko Bencana Kekeringan Provinsi Bali :