Sekitar pukul 14.15 wita jalur utama Denpasar Gilimanuk (sebaliknya) dibuka untuk kendaraan besar dengan penerapan strategi buka tutup.
Material banjir bandang yang menutupi jembatan sejak kemaren sore sudah dibersihkan oleh tim gabungan, dan kemaren sore pun sudah diberikan akses jalan khusus untuk kendaraan roda dua dan roda empat kecil.
Hari ini lanjut diberikan akses untuk mobil dengan kapasitas besar yang mengangkut bahan kebutuhan pokok dan logistik. Kebijakan pembukaan transportasi melewati jembatan pasca diterjang banjir bandang ini diambil, setelah pihak Balai Jalan dan Jembatan melakukan assessment dan mengkaji kelaikan (kelayakan / kekuatan) jembatan secara visual dinyatakan masih layak.
Astungkara hanya dalam hitungan beberapa puluh menit kemacetan (terutama mobil besar) sudah bisa terurai baik yang menuju Denpasar maupun ke arah Gilimanuk.
Hari kedua (Selasa 18/10), pengananan bencana di Jembrana fokus pada pemantapan manajemen posko terutama pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat di tempat pengungsian, pembersihan rumah penduduk yang terdampak, dan masih melanjutkan pembersihan material dibawah jembatan.
Mulai pagi hingga sore hari ada beberapa kunjungan, mulai dari Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster, Wagub Bali Cok Ace, dan pada sore hari Gubernur Bali dan Kapolda Bali meninjau kondisi jembatan, tempat pengungsian dan posko penanganan di Desa Penyaringan.
Korban yang sebelumnya dilaporkan terseret banjir, sore ini ditemukan oleh Tim Gabungan SAR dalam keadaan meninggal dunia.
Kalaksa BPBD Provinsi Bali (atas nama Gubernur) berkesempatan melayat ke rumah duka bersamaan dengan Bupati Jembrana beserta rombongan, menyampaikan bela sungkawa dan lanjut menyampaikan adanya bantuan dari Pemprov Bali berupa santunan kematian sebesar 15 juta rupiah.
Jembrana, 18 Oktober 2022
Kalaksa BPBD Provinsi Bali
Berita