Dikutip dari laman resmi BMKG, tsunami berasal dari Bahasa Jepang yaitu tsu (pelabuhan) dan nami (gelombang). Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal (Pond and Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and Satake, 1995). Perubahan tersebut disebabkan oleh tiga sumber utama, yaitu gempa tektonik (pergerakan lempeng), letusan gunungapi, atau longsoran yang terjadi di dasar laut (Ward, 1982).
Berdasarkan KRB Nasional Provinsi Bali 2022-2026 (BNPB, 2021), daerah yang memiliki tingkat risiko bencana tsunami di Provinsi Bali yaitu :
🔴 Tinggi : Badung, Klungkung, Karangasem, dan Denpasar.
🟡 Sedang : Jembrana, Tabanan, Gianyar, dan Buleleng.
Apakah Bali pernah mengalami tsunami?
Ya pernah. Berdasarkan Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416 - 2018 (BMKG, 2019), Bali pernah mengalami 6 kali tsunami dalam rentang waktu tahun 416 – 2018 yaitu :
✅ 22 November 1815, M 7, sumber gempa di Laut Bali, referensi: NOAA
✅ 8 November 1818, M 8.5, sumber gempa di Laut Bali, referensi: Soloviev dan Go (1974), Wichman (1918), Cox (1970)
✅ 13 Mei 1857, sumber gempa di Laut Bali, referensi: Latief dkk. (2000)
✅ 21 Januari 1917, sumber gempa di Laut Bali, referensi: NOAA
✅ 13 Mei 1985, M 6.2, sumber gempa di Samudra Hindia, referensi: NOAA
Rekam jejak tsunami itu dapat dilihat dari struktur dan komposisi endapan ataupun batuan hasil tsunami. Oleh karena itu, kita dapat mengetahui adanya tsunami walaupun kita belum lahir semeton.
Semeton tangguh bisa mengakses Peta Risiko Tsunami Provinsi Bali, dampak, dan langkah-langkah kesiapsiagaannya di slide berikutnya ya.
Dokumen Kajian Risiko Bencana Provinsi Bali dapat diakses melalui link :
bit.ly/KRBProvinsiBali
#SalamTangguh
#SiapUntukSelamat
#BPBDBali