BPBD Bali | Denpasar, 29 April 2025 - Sekretaris BPBD Provinsi Bali, Gede Teja, bersama Tim Teknis Pusdalops menerima kunjungan dari BRIN dan Prof. Arikawa, peneliti dari Chuo University Jepang. Kunjungan ini bertujuan menggali informasi terkait risiko tsunami di Bali, sistem peringatan dini yang telah diterapkan, serta program mitigasi yang bisa dikembangkan.
Dalam Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Bali, tsunami menjadi salah satu prioritas karena tingginya risiko dan padatnya populasi, termasuk wisatawan, di wilayah pesisir. Oleh karena itu, dukungan terhadap upaya mitigasi, khususnya penyelenggaraan Sistem Peringatan Dini Tsunami (SPDT), menjadi sangat penting. SPDT merupakan sistem yang relatif baru diterapkan di Bali. Berbeda dengan Jepang yang telah menerapkannya sejak 1960-an, Indonesia sebelumnya menggunakan sistem pusat bernama InaTEWS. Di Bali, sistem ini dikembangkan menjadi Bali Tsunami Early Warning System (BTEWS), berbasis radio digital dan GSM. Penguatan kapasitas masyarakat dilakukan melalui pelatihan dan simulasi evakuasi.
Namun, pelaksanaan simulasi tidak mudah dilakukan untuk wisatawan yang bersifat sementara. Oleh karena itu, diperlukan media bantu seperti teknologi Virtual Reality (VR) yang mampu menyimulasikan proses evakuasi secara visual dan interaktif. Teknologi ini dapat menjadi sarana edukasi efektif, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan, guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi tsunami.