Untuk membangun rasa aman dan nyaman masyarakat Bali dan wisatawan didalamnya, maka perhatian akan keterpaduan antar stakeholder menjadi perhatian bersama. Pembangunan dengan menekankan dari, oleh dan untuk masyarakat Bali dengan mengedepankan kearifan lokal menjadi ujung tombaknya.
Untuk merumuskan hal tersebut, BPBD Provinsi Bali melaksanakan pertemuan dengan kelompok ahli pembangunan, Dewa Parsana dan Gde Sudiartha pada tanggal 7 Pebruari 2020. Dalam sambutannya, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Made Rentin menyampaikan bahwa pertemuan ini sebagai awal untuk penyusunan sinergi dalam mengatasi berbagai gangguan di Kantibmas dalam membangun Nangun Sat Kerthi Loka Bali khususnya bagi penanggulangan bencana. “Kita mengharapkan dapat melaksanakan pertemuan rutin setiap bulan dengan kelompok ahli untuk membahas konsep bersama penanggulangan bencana di Bali” tambah Made Rentin.
Beberapa potensi bahaya seperti Banjir, tanah longsor, gempa bumi/tsunami, gunung meletus, kebakaran merupakan bagian panca baya dalam konsep sistem pengamanan terpadu yang berbasis desa dan teknologi. Hal ini disampaikan oleh Dewa Parsana bahwa untuk menanggulangi hal tersebut, kekuatan masyarakat sendiri yang mampu menyelesaaikan masalah yang ada di lingkungannya dengan kunci sinergi terbangun dengan baik dan diperkuat dengan optimalisasi teknologi.
Sistem Pengamanan Bali Terpadu yang Berbasis Desa Adat dan Teknologi (Sipandu Beradat) diharapkan mampu menjadikan inspirasi didalam sinergi penanggulangan bencana di Bali. Pecalang dan masyarakat adat agar berlatih dan bersinergi sebagai ujung tombak didalam penanggulangan bencana demi terwujudnya pariwisata aman bencana.
Gede Adhi
Kasie Pengendalian Operasi